PURWOREJO(KRJOGJA.com) - Kambing unik lahir di RT 01 RW 02 Dusun Glewon Desa Plandi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo. Pejantan yang lahir dengan wajah rata alias tanpa moncong hidung itu menghebohkan warga setempat.
Sapi bunting tanpa pejantan Sabtu, 27 November 1993 Seorang peneliti IPB berhasil membuat sapi bunting tanpa sperma pejantan di Yamaguchi University. Jadi berita besar di Jepang. caranya, memecah unsur kromosom yang berpasangan. . tempo 168681889792_ NAMA Prof. Tatsuyuki Suzuki tiba-tiba menjadi sorotan. Ahli embriologi dari Universitas Yamaguchi, Jepang, itu mendapat publisitas besar sepanjang semester dua 1993 ini. Program riset Yamaguchi membuahkan hasil spektakuler membuat sapi betina yang bunting tanpa sperma pejantan. Kisah itu mendatangkan sensasi besar di kalangan embriolog Jepang. Kalau pers Jepang, termasuk koran beroplah 10 juta lebih Asahi Shimbun dan raksasa TV NHK, tertarik mel... Berlangganan untuk lanjutkan membaca. Kami mengemas berita, dengan cerita. Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini PILIHAN TERBAIK Rp Aktif langsung 12 bulan, Rp *Anda hemat -Rp *Dijamin update hingga 52 edisi Majalah Tempo Rp Aktif setiap bulan, batalkan kapan saja *GRATIS untuk bulan pertama jika menggunakan Kartu Kredit Lihat Paket Lainnya Sudah berlangganan? Masuk DisiniDaftar TempoID untuk mendapatkan berita harian via email. Newsletter Dapatkan Ringkasan berita eksklusif dan mendalam Tempo di inbox email Anda setiap hari dengan Ikuti Newsletter gratis. Konten Eksklusif Lainnya 11 Juni 2023 4 Juni 2023 28 Mei 2023 21 Mei 2023 Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik. Yangada dikandang sekarang 47 ekor Boer jantan F1 & F2, umur 5 bulan - 15 bulan, 38 ekor Boer Betina F1, F2 umur 4 - 12bulan. 3 ekor Boer F3 betina sudah bunting kawin dengan Pejantan Boer Fullblood, 1 ekor betina fullblood sudah bunting kawin dengan pejantan fullblood. Harga mulai 2 juta 500 ribu. Kambing Bisa dilihat di kandang kami langsung Cerita ini bermula saat saya berbincang dengan saudara jauh saya tentang hewan peliharaan. Dalam obrolan itu, kita menyinggung tentang bagaimana memelihara kambing. Dan ada sebuah kalimat yang menurut saya cukup aneh atau bahkan terdengar seperti mitos. Menurutnya, kambing bisa beranak walau pun tanpa pejantan. Sontak saya tidak setuju dengan pendapat itu. Saya sangat meyakini semua hewan bertulang belakang pasti membutuhkan proses perkawinan untuk bisa menghasilkan keturunan. Pertemuan sel telur dengan sperma itu lah yang nantinya menjadi organisme baru. Sel telur tentu ada pada betina, sedangkan sperma pastinya ada di pejantan. Bayangkan jika tidak ada pejantan dan kemudian hamil begitu saja? Bagaimana bisa? Akhirnya ini lah yang membuat kami berdebat tanpa hasil yang jelas haha ...Setelah beberapa waktu yang lama dari perdebatan tersebut, saya melihat tetangga saya membawa seekor kambing betina. Orang disini menyebutnya jenis Kambing Jawa. Saya tidak paham mengapa kambing itu di sebut Kambing Jawa. Yang pasti, tetangga saya membawa kambing itu untuk ia TULISAN LAIN OBATI MATA MINUS DENGAN KI KOREJAT10 CABAI TERPEDAS DI DUNIAHEWAN TERBESAR DI DUNIA YANG MASIH ADA Saya sangat yakin dengan seyakin-yakinnya, di sekitar kampung saya tidak ada satu pun yang memiliki kambing pejantan. Tapi apa yang terjadi dengan kambing tetangga saya yang cuma seekor itu? Kambing itu bunting. Lha kok bisa? Ini tentu mengingatkan saya kepada perdebatan dengan saudara saya waktu itu. Saya masih belum yakin kambing ini bisa beranak sendiri. Atau jangan - jangan ulah majikannya haha... Ahh..sangat tidak mungkin. Akhirnya kambing tetangga belakang rumah itu pun beranak. Sang kambing melahirkan anak betina. Masih dalam tanda tanya besar, saya masih beranggapan bahwa sebelum kambing itu dibawa dan dipelihara tetangga saya, mungkin sebelumnya sudah dibuahi oleh pejantan. Jadi kambing tersebut bisa mengandung kemudian dan melahirkan karena sebelumnya sudah ada pembuahan. Tapi lagi - lagi saya dibuat takjub, kambing itu kembali bunting tanpa ada pejantan. Aduh tidak habis pikir. Kalau kita coba tanya ke warga di sekitar kampung, mereka tidak pernah merasa aneh. Hal itu wajar. Kambing bisa bunting hanya dengan "gegesrek" menggesekan badan pada benda seperti tembok, tiang atau sejenisnya. Aduh ini sebenernya mitos atau fakta? Saya tetap saja masih belum yakin. Walau kenyataannya saya menyaksikan sendiri keajaiban ini. Dengan penuh rasa penasaran, saya coba googling apakah benar kambing bisa beranak tanpa kawin. Lagi - lagi saya belum menemukan jawaban yang memuaskan. Dalam dengan judul pos "Kambing Beranak Tanpa Kawin" menceritakan bahwa terdapat kisah pada periode kerasulan, terjadi kambing beranak tanpa ada pejantan. Dan itu adalah atas ijin dan kekuasaan Allah. Tapi saat melihat jawaban pada yahoo answer, kebanyakan tidak ada yang meyakini bahwa kambing bisa bunting sendiri. Namun ada sebuah tulisan menarik dari situs dengan judul "Bila Betina Tanpa Penjantan". Tulisan tersebut bercerita tentang penelitian yang dilakukan Negara Irlandia Utara dan Amerika Serikat. Penelitian dilakukan selama enam tahun dengan objek penelitian adalah ikan hiu yang bisa melahirkan bayi hiu tanpa dibuahi sperma atau yang dikenal dengan istilah parthenogenesis. Kesimpulan penelitian tersebut hiu bisa melahirkan tanpa harus dibuahi. Walaupun tetap ada dugaan bahwa kelahiran bayi hiu itu ada hubungannya dengan kemampuan hiu betina menyimpan sperma dalam beberapa bulan. Dugaan ini dianggap sebagai skenario yang paling mungkin terjadi. Kembali lagi pada kambing. Apakah benar kambing bisa beranak tanpa proses pembuahan atau asexual? Percaya atau tidak, saya membuktikannya secara langsung walau pun saya masih belum yakin. Tapi berdasarkan penelitian, hewan teretntu dapat bereproduksi dengan cara parthenogenesis, atau hamil tanpa dibuahi sperma. Mungkin ini terjadi juga pada kambing. Untuk yang membaca tulisan ini, untuk lebih yakin, silahkan buktikan sendiri dengan memelihara satu ekor kambing jawa betina, apakah benar ia bisa beranak tanpa kawin. Kalau sudah dibuktikan, pasti tambah yakin. Selamat mencoba hehe... Semoga bermanfaat .. ref Bibitkambing perah PE yang didatangkan dari daerah Kaligesing memiliki sudut ketertarikan dan keunikan, yaitu ciri sifat genetika yang tidak tetap, pola warna hitam putih dan memiliki gumla serta perawakan yang tinggi dan besar. Keunggulan bibit kambing perah PE Kaligesing adalah susu kambing secara nutrisi dan struktur daging yang berkualitas. Salah satu komoditas peternakan yang juga giat dibudidayakan di tanah air adalah kambing perah. Kambing perah betina mampu menghasilkan susu setelah melahirkan. Kemudian, kambing perah dapat diambil susunya hingga 10 bulan setelah melahirkan dan sebelum memasuki masa kering. Jika berbicara mengenai perkembangbiakkan kambing perah, maka sudah pasti hal berikutnya yang terlintas adalah reproduksi. Menurut Prof. Mulyoto Pangestu, dosen Monash University yang juga alumni Fakultas Peternakan Unsoed, reproduksi dilakukan setiap hewan untuk mengaja esistensinya di dunia. Pada ternak, reproduksi dilakukan dengan campur tangan manusia guna menghasilkan kualitas yang mumpuni. Dr. Mulyoto Pangestu, PhD sumber Unsoed Siklus Produksi Anak kambing atau cempe akan memasuki siklus dara setelag 12 bulan. Setelah birahi dan kawin di umur 12 – 18 bulan, kambing akan bunting selama 5 bulan sebelum melahirkan. Umumnya, kambing akan melahirkan 2 ekor cempe. Akan tetapi, ada juga kasus dimana kambing melahirkan 3 cempe sekaligus. Kemudian, periode menyusui berlangsung selama kurang lebih sebulan. Kemudian, setelah 3 hingga 7 bulan, baru susu bisa diperah selama maksimal 10 bulan sebelum akhirnya kambing kembali bunting. Pada kambing betina, birahi bisa muncul pada usia 4 – 12 bulan. Tetapi, usia ideal untuk bunting adalah 12 bulan. Kemudian, pada kambing jantan kemampuan kawin mulai muncul saat memasuki usia 1 tahun dengan melayani hampir 10 ekor betina per bulan. Sedangkan, kambing jantan dengan umur 3 tahun mampu melayani hingga 40 ekor betina per bulannya. Sementara itu, definisi birahi atau estrus adalah apabila kambing betina siap menerima pejantan untuk dikawini. Lama estrus berkisar antara 12 – 36 jam, dengan siklus selama 21 hari. tanda-tanda estrus dapat diamati dengan mudah secara fisik. Di daerah sub tropis, estrus hanya terjadi saat musim kawin, yakni musim gugur yang berlangsung selama 3 bulan. Sementara itu, di negara tropis kambing tidak memiliki musim kawin, bisa birahi setiap saat, dan pengamatan birahi juga dapat dilakukan setiap saat sepanjang tahun. Hal ini juga menjadi masalah karena bisa saja saat berahi selalu terlewat bahkan sampai berbulan-bulan. Akibatnya produksi turun dan reproduksi terhambat. Oleh karena itu di daerah tropis juga perlu deteksi berahi yang akurat. Terdapat 2 cara dalam melakukan perkawinan pada kambing, yakni dengan kawin alam dan Inseminasi Buatan IB. Perbedaannya, kawin alam dapat dilakukan kapan saja. Apa lagi kalau ternak berada di padang gembala bersama dengan pejantan, maka deteksi berahi dilakukan oleh pejantan dan sangat akurat. Sebaliknya, perkawinan lewat IB memerlukan persiapan yang baik terutama untuk deteksi berahi dan harus tetap berada dalam rentang waktu birahi. Metode IB yang biasa diterapkan adalah cervical AI dengan mendesposisikan semen di depan cervix. Metode lainnya adalah dengan laparoscopy AI yang mendesposisikan semen di dalam oviduct. Setelah melahirkan, induk akan otomatis menyusui anaknya. Kolostrum hanya diberikan khusus kepada cempe. Kemudian, proses penyapihan terjadi. Secara umum, cempe akan disapih setelah umutnya mencapai 4 bulan, namun bisa disapih saat umurnya baru 28 hari. Gangguan dan Sinkronisasi Birahi Terdapat beberapa gangguan reproduksi yang biasa dirasakan oleh kambing. Pertama adalah fisiologis yang dapat berupa gangguan hormonal. Adapula anestrus akibat pakan yang kurang baik dan musim yang kurang pas, dan silent heat atau ekspresi birahi yang tidak jelas akibat pakan. Silent heat juga bisa tejadi di daerah tropis. Gangguan selanjutnya adalah keracunan dan infeksi akibat jamur, pakan yang jelek atau adanya infeksi organ. Stres pun nyata berpengaruh yang bisa diakibatka oleh perkelahian antar jantan, stres saat IB lazim dialami betina, isolasi, transportasi, stres cuaca atau suhu panas dan dingin yang dapat menurunkan libido, trauma atau cedera, serta penampungan semen yang menyebabkan perasaab tidak nyaman dan turunnya libido. “Lanjutnya, secara alami siklus dan munculnya birahi bisa terjadi kapan saja. Meskipun, di dalam kelompok ternak yang sama,” kata Prof. Mulyoto. Birahi yang terjadi juga tidak memiliki keseragaman waktu. Namun, dengan adanya sinkronisasi ini maka waktu munculnya birahi dapat diseragamkan. Dengan adanya sinkronisasi ini, maka akan mempermudah pula penyeragaman waktu pelaksanaan IB, sehingga meningkatkan angka keberhasilannya. Protokol dilakukannya sinkronisasi birahi adalah dengan melakukan CIDR Controlled Internal Drug-Releasing Device, protagladin F2 alpha, dan pengaturan sinar serta Melatonin. Pemisahan betina dan pejantan harus dilakukan selama 3 minggu dengan jarak 1,5 km. Umumnya, betina akan menunjukkan gejala birahi selama 72 – 144 jam sebelum dapat dikawinkan dengan kawin alam atau IB. Efek bau dan melihat pejantan kemudian akan meningkatnya sekresi LH dan mengakibatkan ovulasi. Teknik IB Pada Kambing Penerapan IB nyatanya memiliki kekurangan dan kelebihan. Menilik kekurangan yang dimiliki, biaya teknisi dan semen rupanya masih dirasa sangat mahal. “Sebetulnya, deteksi birahi oleh pejantan lebih akurat. Kelebihannya adalah mampu meningkatkan mutu genetik, mencegah penyakit menular dari jantan, mengurangi biaya pemeliharaan pejantan, dan waktu kelahiran cempe dapat diprediksi,” tambah dia. Keberhasilan IB sangat tergantung pada ketepatan deteksi birahi, kualitas semen, dan musim kawin. Beragam teknik IB yang dapat diterapkan pada kambing adalah cervical AI. Pada teknik ini, semen didesposisikan di bagian belakang serviks. Tidak terlalu invasive, sehingga dapat dilakukan oleh peternak dengan biaya lebih murah. Metode ini juga akan mengurangi rasa sakit dan infeksi pada betina. “Keberhasilannya berkisar antara 50 – 80 %. Tergantung deteksi birahi,” tambah pria yang juga menjadi dosen di Fakultas Peternakan Unsoed ini. Teknik berikutnya adalah laparoskopi. Dalam penerapannya, semen didesposisikan di dalam oviduk, sangat invasive, memerlukan teknisi yang terampil dan terampil, serta adanya risiko kematian atau infeksi. Keberhasilan yang bisa diraih dari metode ini adalah 70 – 80 %. Terakhir, adalah transferr embrio yang mampu meningkatkan kualitas genetik dari betina dan jantan. Metode ini merupakan usaha tambahan bagi pemilik betina unggul, mencegah penyakit menular dari betina maupun jantan. Kemudian, embrio beku yang dihasilkan juga dapat dikirim ke mana saja. “Namun, transfer embrio mahal dan memerlukan intervensi hormon dan bius atau flushing embryo. Kemudian, membutuhkan individu terlatih untuk melakukan ini,” ujar Prof. Mulyoto. Penulis Roni Fadilah dan Ajeng W Sebabkambing betina akan opname di farm kami maksimal dua bulan, dan dikembalikan setelah bunting," tuturnya. Artinya, Sukis member garansi kambing betina yang dititipkan pasti bunting. Untuk membuntingkannya, tidak mesti sekali kawin langsung jadi. Bisa sampai berkali-kali dan tentunya sesuai dengan masa birahi pejantan dan pasangannya.Assalamualaikum & salam sejahtera. Macam mana nak tau kambing kita bunting? Penting ke kalau kita tahu? YA, PENTING. Kerana induk bunting penjagaan dia lain. Kena teliti. Kambing mesti sihat & tenang. Cukup makan, cukup ruang. Macam-macam hal akan terjadi kalau hangpa ambil mudah. Jadi, apa kaedah untuk tahu kambing tu bunting ke tidak? Ni ha ada 17 cara yang saya cuba senaraikan untuk hangpa cuba. 1. DAH TAK DATANG BIANG. Kambing betina yang sihat biasanya akan datang biang setiap 18-20 hari. Ekor menggedik, bengkak, panjat kawan, ngorat jantan, merelakan diri di panjat. Bila dah bunting, dia dah tak menggedik. Jantan ngorat pun buat dek saja. TAPI. Kambing yang tak sihat pun dia tak datang biang. Kena ingat tu, jangan excited sangat. Check sama kondisi kambing tu. 2. SELERA BERTAMBAH. Bila dah berbadan 2,3 4 ni, selera mesti bertambah. Makan dan makan. Mungkin juga sedikit agresif bila bab makan. Tak mau kongsi. Dia mesti makan banyak. Kalau tak cukup, induk kurus, anemik & tak larat, keguguran boleh berlaku. Belanja la dedak lebih sikit kalau dah tau bunting. 3. PERUT MAKIN CEKANG. Bukan sebelah kiri ye. Tu rumen. Cekang sebab makan banyak. Kalau bunting boleh tekan bawah perut depan dari tetek dia. Kalau bunting, berasa cekang. Kalau kosong, lembut. Ini kena ada pengalaman. Cuba jangan tak cuba. 4. PERANGAI INDUK BERUBAH. Mungkin menjadi lebih tenang, atau menjadi lebih agresif. Malu jadi tak malu. Minta belaian. Manja jadi cengey, mai dekat lari. Jangan teriak plak kambing kesayangan buat perangai. Hahaha. 5. PERANGAI PEJANTAN PUN BERUBAH. Boleh jadi agresif terhadap induk yang bunting. Atau dia tak layan dah betina tu kalau sebelum asyik nak hek hek hek dengan betina tu. Biasanya dia akan scan gaya flehman tu. 6. TETEK MEMBENGKAK. Ada induk, awal-awal dah turun susu. Tetek dah membengkak. Kadang-kadang, seminggu nak beranak pun tak turun susu. Lagi teruk, dah beranak pun susu tak ada. Yang ni jaga-jaga. Susu tak ada, kolustrum tak ada, bakal ada masalah nanti. 7. BENTUK TUBUH BERUBAH. Bila anak dalam perut semakin membesar, sedikit sebanyak akan memberi kesan kepada bentuk tubuh induk. Perut sebelah kanan semakin menonjol, rumen pun makan terkeluar sedikit. Bila tengok balik, macam kembung pun ada. Kalau yang dah biasa beranak, perut nampak melandoq ke bawah. Kadang tak ada beza pun bunting tak bunting sebab kulit perut dah kendur. 8. BERDENGKUR. Kadang-kadang kambing ni akan berdengkur time tidur. Kalau bunting lagi kuat dia berdengkur. Kalau penat pun nampak dia tercungap-cungap lebih daripada biasa. 9. PERGERAKAN ANAK. Bila anak dalam perut semakin besar, suku terakhir macam tu, kita boleh nampak atau perasan pergerakan anak. Kadang-kadang nampak macam ada benjol. Kalau kita tekan perut sebelah kanan, kita boleh rasa kepala atau kaki. 10. MUDAH TERKENCING BILA STRESS. Bila induk bunting, dia lebih mudah stress. Kalau kita ikat tali, dah tarik-tarik dia, tak semena-mena dia akan terkencing. 11. SUSU PEKAT. Cuba tarik susu tengok. Bila dah bunting ni, kolustrum akan mula terhasil. Ianya pekat daripada biasa. Kalau bunting awal, susunya semacam nak jernih dan pekat. Kalau bunting akhir, agak kekuningan dan pekat. 12. PREGNANCY TEST. Boleh panggil vet untuk buat ujian darah kebuntingan. Keputusan mungkin tepat & mungkin tidak tepat. Air kencing mungkin boleh juga diuji. 13. ULTRASOUND. Ultrasound ni kena pakai mesin dia la. Kalau nak beli pun ribu-ribu jugak. Boleh panggil jabatan veterina untuk buat ujian ulrasound. Yang ni boleh nampak dengan jelas bila kita scan. 14. POOCH TEST. Tengok perubahan anus & vulva dia. Ada yang biasa buat ke? Ambil gambar jubur dia, sebelum dan selepas macam gambar bawah ni. Kalau bunting, ada perubahan. 15. MELAMBUNG PERUT. Tak tau istilah tepat. Tengok gambar caranya. Angkat dan lepas. Kalau rasa macam ada benda beralun tu, insya Allah ada anak. Boleh baca selanjutnya di 17. DAH TAK MAU NYUSUKAN ANAK. Kadang-kadang ada yang masih menyusukan anak, tapi dah bunting. Dia akan elak anak tu daripada menyusu. OK. Itu sahaja perkongsian untuk kali ini. Kalau sapa ada pengalaman sendiri untuk check induk yang bunting boleh share di ruangan komen. Sama-sama kita belajaq. Apa-apa masalah atau nak tanya pasal kambing, habaq mai. Dan 5hb November 2016, saya akan buat satu seminar Borak Kambing di Sungai Petani, Kedah. Yuran RM50 sahaja. Saya akan kongsi pengalaman saya menternak kambing dan asas penternakan kambing. Boleh whatsapp kod BKDJ2 ke +6019-4513061 untuk maklumat lanjut. Sekian. Terima kasih!
Sedangkanpejantan lebih murah daripada harga indukan karena hanya memiliki fungsi sebagai pedaging. Sebagai contoh harga dara kambing etawa Senduro siap kawin (umur 1 tahun) adalah Rp. 2 juta, sedangkan harga kambing pejantan etawa Senduro umur 1 tahun adalah Rp. 1,5 - 2 juta. Pasar kambing etawa pedaging dan perah sudah sangat jelas. Cerita ini bermula ketika saya berbincang dengan saudara jauh saya wacana binatang peliharaan. Dalam dialog itu, kita menyinggung wacana bagaimana memelihara kambing. Dan ada sebuah kalimat yang berdasarkan saya cukup aneh atau bahkan terdengar ibarat mitos. Menurutnya, kambing bisa beranak walau pun tanpa pejantan. Sontak saya tidak oke dengan pendapat itu. Saya sangat meyakini semua binatang bertulang belakang niscaya membutuhkan proses perkawinan untuk bisa menghasilkan keturunan. Pertemuan sel telur dengan sperma itu lah yang nantinya menjadi organisme baru. Sel telur tentu ada pada betina, sedangkan sperma pastinya ada di pejantan. Bayangkan kalau tidak ada pejantan dan lalu hamil begitu saja? Bagaimana bisa? Akhirnya ini lah yang menciptakan kami berdebat tanpa hasil yang terang haha ... Setelah beberapa waktu yang usang dari perdebatan tersebut, saya melihat tetangga saya membawa seekor kambing betina. Orang disini menyebutnya jenis Kambing Jawa. Saya tidak paham mengapa kambing itu di sebut Kambing Jawa. Yang pasti, tetangga saya membawa kambing itu untuk ia pelihara. Saya sangat yakin dengan seyakin-yakinnya, di sekitar kampung saya tidak ada satu pun yang mempunyai kambing pejantan. Tapi apa yang terjadi dengan kambing tetangga saya yang cuma seekor itu? Kambing itu bunting. Lha kok bisa? Ini tentu mengingatkan saya kepada perdebatan dengan saudara saya waktu itu. Saya masih belum yakin kambing ini bisa beranak sendiri. Atau jangan - jangan ulah majikannya haha... Ahh..sangat tidak mungkin. Akhirnya kambing tetangga belakang rumah itu pun beranak. Sang kambing melahirkan anak betina. Masih dalam tanda tanya besar, saya masih beranggapan bahwa sebelum kambing itu dibawa dan dipelihara tetangga saya, mungkin sebelumnya sudah dibuahi oleh pejantan. Makara kambing tersebut bisa mengandung lalu dan melahirkan alasannya yaitu sebelumnya sudah ada pembuahan. Tapi lagi - lagi saya dibentuk takjub, kambing itu kembali bunting tanpa ada pejantan. Aduh tidak habis pikir. Kalau kita coba tanya ke warga di sekitar kampung, mereka tidak pernah merasa aneh. Hal itu wajar. Kambing bisa bunting hanya dengan "gegesrek" menggesekan tubuh pada benda ibarat tembok, tiang atau sejenisnya. Aduh ini sebenernya mitos atau fakta? Saya tetap saja masih belum yakin. Walau kenyataannya saya menyaksikan sendiri keajaiban ini. Dengan penuh rasa penasaran, saya coba googling apakah benar kambing bisa beranak tanpa kawin. Lagi - lagi saya belum menemukan tanggapan yang memuaskan. Dalam dengan judul pos "Kambing Beranak Tanpa Kawin" menceritakan bahwa terdapat kisah pada periode kerasulan, terjadi kambing beranak tanpa ada pejantan. Dan itu yaitu atas ijin dan kekuasaan Allah. Tapi ketika melihat tanggapan pada yahoo answer, kebanyakan tidak ada yang meyakini bahwa kambing bisa bunting sendiri. Namun ada sebuah goresan pena menarik dari situs dengan judul "Bila Betina Tanpa Penjantan". Tulisan tersebut bercerita wacana penelitian yang dilakukan Negara Irlandia Utara dan Amerika Serikat. Penelitian dilakukan selama enam tahun dengan objek penelitian yaitu ikan hiu yang bisa melahirkan bayi hiu tanpa dibuahi sperma atau yang dikenal dengan istilah parthenogenesis. Kesimpulan penelitian tersebut hiu bisa melahirkan tanpa harus dibuahi. Walaupun tetap ada dugaan bahwa kelahiran bayi hiu itu ada hubungannya dengan kemampuan hiu betina menyimpan sperma dalam beberapa bulan. Dugaan ini dianggap sebagai skenario yang paling mungkin terjadi. Kembali lagi pada kambing. Apakah benar kambing bisa beranak tanpa proses pembuahan atau asexual? Percaya atau tidak, saya membuktikannya secara eksklusif walau pun saya masih belum yakin. Tapi berdasarkan penelitian, binatang teretntu sanggup bereproduksi dengan cara parthenogenesis, atau hamil tanpa dibuahi sperma. Mungkin ini terjadi juga pada kambing. Untuk yang membaca goresan pena ini, untuk lebih yakin, silahkan buktikan sendiri dengan memelihara satu ekor kambing jawa betina, apakah benar ia bisa beranak tanpa kawin. Kalau sudah dibuktikan, niscaya tambah yakin. Selamat mencoba hehe... Semoga bermanfaat .. ref Memilihpejantan kambing yang baik untuk perkawinan. Perawatan kambing bunting berkaitan dengan dam effect, yaitu penyediaan lingkungan uterus yang baik bagi anak kambing. Produksi tinggi tanpa pemasaran adalah kerugian besar. Teknik untuk beternak kambing etawa yang memiliki produktivitas tinggi sudah dipelajari. Namun semua itu seolah CARA MUDAH MEMPEROLEH ANGKA KEBUNTINGAN TINGGI PADA KAMBING PERAH Oleh Dr. drh Euis Nia Setiawati, MP Salah satu faktor penting yang mempengaruhi produktivitas ternak adalah reproduktivitas, yang terdiri atas tiga komponen, yaitu fertilitas, prolifikasi, dan daya hidup anak sampai dapat bereproduksi. Kegagalan atau rendahnya repro-duktivitas secara alami menyebabkan lambatnya laju pertambahan populasi. Akibatnya, peningkatan produksi ternak juga rendah Penerapan inovasi teknologi reproduksi yang tepat dan benar diharapkan dapat meningkatkan populasi dan produktivitas ternak, yang akhirnya berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Pada populasi kambing PE, dalam proporsi tertentu dijumpai induk yang beranak lebih dari satu Sutamaetal. 2007. Seleksi terhadap ternak yang mempunyai prolifikasi lebih tinggi, diikuti dengan program pemuliaan yang benar akan meningkatkan produktivitas. Ternak prolific membutuhkan asupan nutrisi yang lebih banyak daripada ternak non-prolific Oleh karena itu, prolifikasi yang sesuai untuk setiap petani ditentukan oleh kemampuan petani dalam menyediakan pakan. Disamping jumlah anak yang lahir lebih banyak, ternak prolific menghasilkan susu yang lebih tinggi dari pada induk. Di daerah tropis, siklus berahi pada kambing terjadi sepanjang tahun, sesuai dengan ritme reproduksinya, asalkan kondisi tubuh ternak mendukung terjadinya proses reproduksi. Namun, kelahiran setiap saat sepanjang tahun justru mengakibatkan tingginya alokasi waktu petani untuk mengurus induk dan anak kambing yang baru lahir. Lebih lanjut tingkat kebuntingan pada berahi pertama pubertas umumnya rendah 45-60% karena sebagian ternak 5-10% berahi tanpa ovulasi Sutama et al. 1995. Kebuntingan akan berlangsung sekitar 5 bulan. Selama periode ini, hormon progesterone berada dalam konsentrasi tinggi untuk mempertahankan kebuntingan hingga terjad ikelahiran. Untuk mengatasi masalah tersebut, dapat dilakukan sinkronisasi berahi dan ovulasi secara hormonal menggunakan PGF2a prostaglandin analog Semiadi et Dampak dari banyaknya kambing yang berahi dan kawin secara serempak adalah manajemen pemeliharaan lebih mudah dan lebih efisien. Disamping itu jumlah anak yang lahir dalam satuan waktu lebih banyak dan pada akhirnya pendapatan petani meningkat Sinkronisasi secara biologis dengan menggunakan pejantan efek pejantan lebih murah dan mudah dilaksanakan Adiati et Feromon yang dikeluarkan pejantan meningkatkan sekresi LH pada betina dalam waktu sekitar 2 jam. Sekresi LH diikuti dengan peningkatan sekresi hormon estrogen yang menyebabkan terjadinya berahi, dan lonjakan sekresi LH berikutnya menyebabkan ovulasi Chesworth danTait 1974. Gesteron sintetis dan memperoleh persentase berahi secara serempak 80-100% Artining sihetal. Untuk memperoleh hasil sinkronisasi yang lebih tinggi, ternak betina diisolasi dari ternak jantan selama 3-4 minggu, baik secara fisik, penglihatan, suara maupun bau, kemudian secara tiba-tiba ternak betina diintroduksi pada pejantan atau sebaliknya. Dalam waktu 2-8 hari, ternak betina akan menunjukkan tanda-tanda berahi dan perkawinan terjadi secara normal, namun tingkat kebuntingan yang diperoleh relatif rendah 30% Adiati et Bagi ternak yang tidak bunting, siklus berahi berikutnya 20 hari kemudian akan normal. Pada system perkawinan alami, diperlukan strategi perkawinan yang tepat karena kemampuan seekor pejantan untukmengawini sejumlah betina per-satuan waktu terbatas. Cara mudah untuk memperoleh angka kebuntingan yang tinggi adalah dengan perkawinan alami. Rasio antara jantan dan betina dalam perkawinan alami adalah 110 sampai 150 ekor, bahkan dengan manajemen perkawinan yang baik, jumlah betina dapat ditambah Perkawinan alami secara kelompok dalam batas tertentu sangat efektif untuk memperoleh tingkat kebuntingan yang tinggi. Namun, pada perkawinan kelompok sering terjadi seekor pejantan hanya mengawini betina tertentu karena adanya factor memilih preference dari pejantan bersangkutan Akibatnya, betina lain yang sedang berahi dalam kelompok tersebut tidak dikawini sampai masa berahinya berakhir. Penempatan lebih dari satu pejantan dalam satu kelompok dapat menjadi solusi. Namun, hal ini dapat berbahaya karena pejantan akan berkelahi sesamanya, kecuali perkawinan kelompok dilakukan dipadang penggembalaan yang luas. Pada usaha peternakan rakyat dengan skala pemilikan ternak yang rendah 2-3 ekor induk/petani, sangatlah tidak efisien bila setiap petani memiliki pejantan. Namun, tanpa pejantan, kebuntingan dan kelahiran tidak akan terjadi yang berarti kerugian. Untuk mengatasi hal ini,petani dapat bergabung dan membangun areal peternakan bersama perkampungan ternak dan pejantan menjadi milik bersama. Untuk menghindar kemungkinan kawin kerabat dekat inbreeding, pergantian pejantan hendaknya dilakukan secara terencana dan teratur. Pada perkawinan secara alami dituntun hand mating, deteksi berahi menjadi sangat penting. Deteksi berahi dapat di lakukan dengan memerhatikan tingkah laku ternak atau perubahan pada organ seksual luar. Secara alami, pejantan sangat efektif dalam mendeteks iberahi. Ternak yang berahi sebaiknya dikawinkan dua kali selama periode berahi. Pemanfaatan teknologi IB mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap peningkatkan produktivitas ternak dan efisiensi usaha, terutama dalam mema faatkan pejantanunggul, dan penurunan biaya pemeliharaan pejantan. Teknologi IB berkaitan erat dengan teknik pengenceran dan penyimpanan semen, pendeteksian waktu berahi, dan teknik inseminasi. Beberapa jenis pengencer telah dikembangkan untuk mengawetkan semen sapi, kerbau, domba, dan kambing, seperti laktose Kostaman dan Sutama 2006. Berbeda halnya pada sapi, IB pada kambing belum banyak dilakukan. Kesulitan dalam melakukan deposisi semen intra-uterine merupakan salah satu kendala IB pada kambing. Servik kambing yang berkelok-kelok berbentuk spiral menyulitkan alat inseminasi insemination gun mencapai uterus. Umumnya deposisi semen hanya dapat dilakukan diluar servik atau dalam vagina sehingga tingkat kebuntingan yang diperoleh masih rendah, yaitu sekitar 30% Budiarsana dan Sutama 2001; Ngangi 2002; Sutama et Upaya meningkatkan keberhasilan IB, beberapa inovasi teknologi telah diterap-kan, antara lain melakukan IB pada waktu yang tepat 35-40 jam setelah berahi muncul sebanyak dua kali dalam selang waktu 12 jam. Melalui teknik ini tingkat kebuntingan meningkat dari 30% menjadi 41-56% Sutama et Tingkat keberhasilan IB yang lebih tinggi 70-80% diperoleh dengan melakukan IB didalam uterus Susilawati dan Afroni 2008, dengan menggunakan alat yang dapat melewati servik E Nia Setiawati, 6 Agustus 2021. D9y0x3.